Dzikir pagi dan petang amat beragam bacaannya. Antara lain:
BACAAN KELIMA:
Membaca Sayyidul Istighfar setiap pagi satu kali dan setiap petang satu kali. Bacaannya adalah:
“اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي، وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ”
“Ya Allâh, Engkau adalah Rabbku. Tidak ada sembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau. Engkau yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu. Aku (yakin) dengan janji-Mu dan aku setia pada perjanjianku pada-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku kepada-Mu. Maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang bisa mengampuni dosa selain Engkau”.
Dalil Landasan
Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
“Barangsiapa mengucapkan Sayyidul Istighfar di waktu siang dengan penuh keyakinan, lalu meninggal pada hari itu sebelum waktu sore; maka ia termasuk penghuni surga. Barangsiapa membacanya di waktu malam dengan penuh keyakinan, lalu meninggal sebelum masuk waktu pagi; maka ia termasuk penghuni surga”. HR. Bukhari dari Syaddad bin Aus _radhiyallahu ’anhu.
Renungan Kandungan
Bacaan ini dinamai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan Sayyidul Istighfar. Kira-kira artinya adalah istighfar yang terbaik dan paling istimewa. Dahulu di Serial Fiqih Doa dan Dzikir No: 74-76 telah dipaparkan banyak redaksi istighfar yang termaktub dalam al-Qur’an dan Sunnah. Mengapa dari sekian banyak redaksi tersebut, justru Sayyidul Istighfar yang dinobatkan menjadi redaksi terbaik?
Para ulama menjelaskan bahwa Sayyidul Istighfar ini dibuka dengan pujian kepada Allah ta’ala. Di mana kita mengakui ketuhanan Allah. Dialah Sang Pencipta, Sang Pemberi Rizki dan Sang Pengatur alam semesta. Lalu kita menyatakan bahwa Allahlah satu-satunya sembahan yang berhak diibadahi, dan kita adalah hamba-Nya.
Setelah mengawali bacaan dengan pujian kepada Allah, lalu kita menyampaikan komitmen setia kita pada-Nya. Bahwa kita berusaha untuk selalu memenuhi janji menaati segala perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya, semampu kita. Sebab kita yakin bahwa Allah akan menepati janji-Nya untuk memasukkan orang yang menaati-Nya ke surga.
Dosa memiliki segudang dampak buruk. Sebagai manusia yang tidak mungkin suci dari dosa, kita ingin terhindar dari dampak buruknya. Maka kita pun memohon perlindungan kepada Allah dari perbuatan buruk kita berikut efeknya.
Sesudah itu, dengan sepenuh hati kita mengakui kebaikan Allah dan kekurangan kita. Setiap saat Allah melimpahkan nikmat-Nya pada kita. Walaupun demikian, realitanya justru kita teramat sering untuk membalas kebaikan itu dengan pembangkangan kepada-Nya.
Maka, satu-satunya solusi adalah dengan memohon ampun kepada Allah atas segala kesalahan kita. Sebab tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Allah ta’ala.
Beristiqamahlah membaca Sayyidul Istighfar setiap pagi dan petang dengan penuh keyakinan! Sungguh balasannya adalah surga. Sebagaimana telah dijanjikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Sebab kita mengawali hari dengan tauhid dan menutupnya dengan tauhid pula. Mengakui status kehambaan. Juga dengan penuh kerendahan, kita mengakui curahan karunia-Nya. Lalu berkomitmen untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 1 Shafar 1441 / 30 September 2019